Sulitnya masuk perguruan tinggi, Sudah 15 Kali Ikut Ujian Masuk Universitas
Wednesday, June 8, 2011
0
comments
TEMPO Interaktif, Beijing- Penasaran tak pernah lulus ujian masuk ke perguruan tinggi, seorang lelaki memantapkan kembali langkahnya untuk mengikuti ujian masuk ke pusat perguruan tinggi yang disebut Gaokao, Selasa 7 Jun 2011. Ujian kali ini diikuti bersama anak lelakinya, sekaligus merupakan ujiannya yang ke-15 kali.
“Saya hanya ingin mewujudkan sebuah mimpi,” kata Liang Shi, 44 tahun, warga Chengdu, China. “Ini seperti seolah-olah saya ingin minum, tapi airnya belum mendidih meskipun saya menambahkan banyak kayu bakar. Sekarang saya percaya akhirnya airnya akan mendidih juga.”
Liang pertama kali ikut Gaokao pada 1983 ketika berusia 16 tahun. Awalnya ujian ditakuti, tapi akhirnya dilihat sebagai sebuah tiket untuk mengubah nasib seseorang. Meski demikian, ia tidak lulus juga. Akhirnya pada 1985, sebuah tawaran datang dari sekolah teknik tempatan. Liang menerimanya tapi dia keluar kerana percaya dia boleh masuk ke universiti yang lebih baik. Dia menyiapkan ujiannya selama beberapa tahun, sambil bekerja separuh waktu. Namun, lagi-lagi usahanya tidak membuahkan hasil.
Selama bertahun-tahun dia merantau berusaha mendapatkan pekerjaan. Dia pernah bekerja sebagai tukang mesin, pemotong kayu, penjual pakaian dan perangkat tv. Semua itu dilakukan sambil terus belajar dan mengikuti ujian setiap tahun. Pada 1995, Liang mulai menjual bahan-bahan bangunan. Sekarang dia memiliki kedai dan pekerja sekitar 200 orang.
Dia berhasil dan berkahwin. Namun, semua itu tak mampu melenyapkan impiannya, lulus Gaokao, meskipun umur sudah tua. “Teman-teman saya bingung kerana saya membuang waktu dan energi untuk sesuatu yang tidak relevan dengan kehidupan saya sekarang.” Meskipun sudah puluhan kali ikut ujian, Liang mengaku tetap gugup setiap ikut ujian. Akan tetapi, impiannya kuliah di Universiti Sichuan jurusan matematik mampu melawan kegugupan dan umurnya. Agar boleh tembus Gakao dia harus mengumpulkan sebanyak 500 point.
“Saya hanya ingin mewujudkan sebuah mimpi,” kata Liang Shi, 44 tahun, warga Chengdu, China. “Ini seperti seolah-olah saya ingin minum, tapi airnya belum mendidih meskipun saya menambahkan banyak kayu bakar. Sekarang saya percaya akhirnya airnya akan mendidih juga.”
Liang pertama kali ikut Gaokao pada 1983 ketika berusia 16 tahun. Awalnya ujian ditakuti, tapi akhirnya dilihat sebagai sebuah tiket untuk mengubah nasib seseorang. Meski demikian, ia tidak lulus juga. Akhirnya pada 1985, sebuah tawaran datang dari sekolah teknik tempatan. Liang menerimanya tapi dia keluar kerana percaya dia boleh masuk ke universiti yang lebih baik. Dia menyiapkan ujiannya selama beberapa tahun, sambil bekerja separuh waktu. Namun, lagi-lagi usahanya tidak membuahkan hasil.
Selama bertahun-tahun dia merantau berusaha mendapatkan pekerjaan. Dia pernah bekerja sebagai tukang mesin, pemotong kayu, penjual pakaian dan perangkat tv. Semua itu dilakukan sambil terus belajar dan mengikuti ujian setiap tahun. Pada 1995, Liang mulai menjual bahan-bahan bangunan. Sekarang dia memiliki kedai dan pekerja sekitar 200 orang.
Dia berhasil dan berkahwin. Namun, semua itu tak mampu melenyapkan impiannya, lulus Gaokao, meskipun umur sudah tua. “Teman-teman saya bingung kerana saya membuang waktu dan energi untuk sesuatu yang tidak relevan dengan kehidupan saya sekarang.” Meskipun sudah puluhan kali ikut ujian, Liang mengaku tetap gugup setiap ikut ujian. Akan tetapi, impiannya kuliah di Universiti Sichuan jurusan matematik mampu melawan kegugupan dan umurnya. Agar boleh tembus Gakao dia harus mengumpulkan sebanyak 500 point.


0 comments:
Post a Comment